Tata Krama Masyarakat Suku Sasak Mengenal Istilah "Tabeq Walar"

RAGAM LOMBOK - Masyarakat Suku Sasak Lombok masih terus menjaga rasa kearifan lokal sebagai bentuk mempertahankan tradisi dan budaya yang masih kental di masyarakat. Salah satu istilah yang sering digunakan adalah kata-kata "Tabeq Walar".

RAGAM LOMBOK
Bentuk "Tabeq" Suku Sasak Lombok
Istilah "Tabeq Walar" secara bahasa diartikan sebagai bentuk tatanan bahasa halus yang berarti "Permisi". Masyarakat Suku Sasak kebanyakan di daerah-daerah lombok selalu menggunakan bahasa ini sebagai bentuk refrentasi menghormati masyarakat lainnya.

Tabeq Walar secara perbuatan yaitu mengucapkan kata-kata "tabeq" ketika seseorang melintas di depan orang lain, hal ini menunjukkan bahwa tata krama masih dijunjung tinggi, tidak perduli apakah yang dilewati orang lebih tua ataupun masih muda, karena kata-kata "tabeq" itu sendiri mengandung kata-kata yang universal di semua kalangan masyarakat lombok.

Masyarakat suku sasak yang notabenenya adalah masih memegang aturan-aturan maupun dogma-dogma leluhur yang bersumber dari kearifan budaya dan masih bersumber dari ajaran Islam selalu menekankan bahwa perbuatan mengucapkan kata-kata "Tabeq" seyogyanya selalu dibudayakan sejak dini dan turun temurun.

Perbuatan ini mengandung salah satu unsur penghormatan kepada orang lain, sehingga kalau tidak melakukan "Tabeq" dapat dipastikan akan di klaim oleh masyarakat sebagai tindakan yang maaf "kurang ajar", tidak sopan dan menyalahi aturan yang sudah dijalankan oleh masyarakat suku sasak lombok.

Kegiatan melakukan kata-kata dan perbuatan "Tabeq" sudah menjadi keseharian masyarakat suku sasak secara umum mulai dari ujung Kota Mataram sampai ujung Kabupaten Lombok Timur, dan biasanya kegiatan ini menggunakan tangan kanan yang di lajurkan sambil kadang-kadang membungkukkan badan untuk sekedar lewat di depan orang lain sembari mengucapakan kata-kata "Tabeq Nyodok Liwat" artinya "permisi numpang lewat".




Previous
Next Post »