Pada suatu hari, penghulu alim diundang keacara kawinan, dan pada
saat itu istrinya sedang dalam keadaan hamil, penghulu alim akan pergi beberapa
bulan sehingga sebelum berangkat, sang penghulu alim menyerahkan seutas sabuk
dan selendang kepada istrinya seraya berkata “ istriku,,, nanti kalau anak kita
lahir dan sudah mampu berjalan suruhlah untuk mencariku ditempat acara kawinan
itu, dan ikatkan sabuk dan selendang itu sebagai pakaiannya agar aku dapat
mengenalinya”. istrinya dengan penuh kelembutan pun menjawab “ baiklah kakak”
seraya menyiapkan perbekalan untuk suaminya sang penghulu alim
Sepergi suaminya Penghulu Alim, lahirlah Si Kuat
Makan(Si Kuat Medaran) dan dirawat oleh sang ibunya seorang. Ketika si kuat
medaran sudah menginjak beberapa bulan dia sudah mampu berjalan dengan
lincahnya. Namun selama kelahiran dia belum tau siapa dan dimana ayahnya.
Akhirnya si kuat medaran pun bertanya pada ibunya “ibu…
dimanakah ayahku?. Kata Si Kuat Medaran kepada ibunya. Ibunya menjawab;
ayahmu diundang ke acara kawinan daerah sebelah, “tapi kenapa sampai
sekarang belum juga pulang.. Bu? . Kata si kuat medaran lagi kepada
ibunya.Sambil mengelus anaknya ibunya pun menjawab,”mungkin ayahmu sibuk
disana, karna banyak undang yang harus dipenuhi, kalau kau mau melihat ayahmu
maukah kamu menyusulnya anakku..!. kata ibunya seraya menatap Si Kuat Medaran.“Mau
ibu, tapi dimanakah tempat ayah….“berjalanlah desa diutara, nanti kalau kamu
menemukan ada acara (begawe), tanyalah kepada warga disana tentang ayahmu
Penghulu Alim..” kata ibunya“kalu begitu baiklah buuu…”jawab Si Kuat
MedaranAkhirnya dengan perasaan cemas ibunya menyiapkan perbekalan untuk Si
Kuat Medaran. Walaupun masih kecil tapi Si Kuat Medaran memiliki kekuatan yang
sangat tinggi.
Setelah perbekalan sudah siap si kuat medaran pun berangkat.
Selama dalam perjalanan Si Kuat Medaran tidak pernah menemukan suatu halangan
yang berarti, walaupun masih kecil namun anak ini memiliki kekuatan yang
sangat tinggi dan anehnya lagi sang anak memiliki kebiasaan makan
yang banyak tanpa pernah puas itulah sebabnya dia di juluki Si Kuat
Medaran(makan). Sesampai ditempat itu, Si Kuat Medaran bertemu dengan beberapa
anak kampung yang sedang bermain-main di luar pagar pembatas dusun itu, dan
kebetulan disana kebetulan lagi ada acara kawinan atau begawe (roah ) dalam
bahasa sasaknya. Sang anak pun ikut bermain dengan anak-anak itu, namun
keanehan terjadi, setiap anak yang disentuh selalu merasakan kesakitan, ada
yang nangis. Melihat hal itu ada anak asing yang datang kedusun mereka yang
memiliki kekuatan aneh, akhirnya penduduk dusun itu pun membawa Si Kuat Medaran
ketempat begawe atau acara itu, dan kebetulan ayahnya ada disana lagi pimpin
acara pernikahan itu.
Penduduk desa membawa si kuat medaran keberanda
atau betaran dan dikasih makan oleh penduduk setempat. Namun si kuat medaran
selalu minta makanannya ditambah, penduduk setempat menuruti kemauan si kuat
medaran, sampai-sampi persedian makanan untuk tamu yang lain pun habis.
Sehingga ditempat inilah dia mulai dipanggil dan dijuluki si kuat medaran
(makan). Mendengar ada kegaduhan dengan kedatangan anak masih kecil tetapi
makannya tidak pernah kenyang akhirnya sang penghulu alim pun melihatnya dengan
penuh penasaran. Dengan raut wajah yang kaget sang penghulu alim terkejut bukan
main ketika melihat si kuat medaran itu adalah anaknya sendiri. Sang penghulu
alim mengetahuinya dari pakaian dan sabuk yang dipakai Si Kuat Medaran karna
itu adalah pemberiannya kepada istrinya dulu ketika sedang hamil.
Dengan persaan malu penghulu alim tidak mengakui
bahwa itu adalah anaknya sendiri. Penghulu alim pun pamit dan mebawa si kuat
medaran untuk pulang kerumahnya menanyakan kepada istrinya apakah benar si kuat
medaran itu adalah anaknya.Setelah kejadian ditempat acara begawe itu, penghulu
alim jadi sangat membenci si kuat medaran karna dia merasa telah dipermalukan
oleh anaknya sendiri sebagai seoarang kyai. Ketika sampai dirumahnya sang
penghulu alim pun langsung menemui istrinya kemudian bertanya”“istriku,,,!
Panggil sang Penghulu Alim terhadap istrinya.“Yaa suamiku…” jawabnya dengan
nada lemah lembut “apakah benar anak ini adalah anak kita” kata Penghulu
Alim dengan nada sedikit garangSang istri pun menjawabnya;
“yaaa… emang benar itu adalah anak kita, memangnya ada apa dengan
anak kita”Dengan rasa acuh dan angkuh sang penghulu laim pun berkata “dia telah
mempermalukan aku, di tempat acara begawe itu, dengan kebiasaan makannya yang
tidak puas dan merasa kenyang sampai persedian makanan ditempat itu habis
dimakan oleh anak kita itu”Namun si kuat medaran diam tak berkata, walaupun
ayahnya memarahinya dan kini sudah membenci dirinya namun dia tetap penurut
terhadap ayahnya penghulu alim.
Sang penghulu alim sendiri sangat membenci
anaknya sehingga dia berniat membunuh si kuat medaran meski dia adalah anak
kandungnya sendiri.Pada suatu hari sang penghulu alim berniat mau membunuh si kuat
medaran. Dia mengajak si kuat medaran kesebuah sumur tanpa sepengetahuan
istrinya. Sesampainya di sumur itu, sang penghulu alim langsung mengajak si
kuat medaran untuk membuang air sumur itu. Tanpa banyak bicara si kuat medaran
menuruti ajakan ayahnya meskipun Sang Penghulu Alim sangat membencinya.
Akhirnya ketika air sumur sudah mau mengering sang penghulu pun
istirahat dan menyuruh Si Kuat Medaran untuk mengumpulkan ikan-ikan yang ada
dalam sumur itu. Sang penghulung pun naik dari sumur itu, dan mencungkil sebuah
batu yang sangat besar kemudian digelindingkankan kedalam sumur itu. Si kuat
medaran yang lagi asyik mengumpulkan ikan didalam sumur itu pun langsung
tertimpa oleh batu yang besar itu. Dengan perasaan puas telah membunuh anaknya
yang dibencinya, penghulu alim langsung pulang.
Ibunya Si Kuat Medaran sedih dan gelisah semenjak
kepergian suaminya dan si kuat medaran yang tak
pulang-pulang juga. Ketika melihat sang suami penghulu alim sudah pulang
sementara Si Kuat Medaran tak kunjung pulang, sang ibu bertanya kepada suaminya
itu.
“suamiku… apakah kau melihat anakmu si kuat
medaran” Tanya sang ibu dengan perasaan cemas.
Penghulu alim pun menjawabnya dengan jawaban yang
singkat dan acuh “ah… tadi aku liat dia di hutan lagi mengejar burung” jawabnya
acuh sembari masuk kedalam kamar dan tidur, karena merasa puas telah mampu
membunuh si kuat medaranSementara ibunya Si Kuat Medaran gelisah bercampu
cemas, karna anaknya tak jua pulang, hingga matahari sudah masuk diperaduannya
si kuat medaran masih belum juga pulang kerumah. Dengan perasaan cemas dan
berlinang air mata sang ibu duduk diberanda rumahnya menunggu kepulangan
anaknya Si Kuat Medaran. Ketika dipertengahan malam sang ibu yang lagi duduk
sedih menunggu anaknya dikejutkan dengan kedatangan anaknya Si Kuat Medaran
dengan membawa batu dipundaknya yang begitu besar seraya berkata;
“ibu… ibuuuu… dimanakah aku taruh batu
besar ini”
“Oohh taruhlah disana anakku” jawab ibunya
dengan perasaan kaget campur senang karna anaknya sudah kembali.Si Kuat Medaran
pun membanting batu itu hingga terjadinya gempa disekitar rumahnya. Sementara
Penghulu Alim yang lagi nyenyak tidur kaget dengan adanya gempa , dia langsung
keluar rumah. Dan yang lebih mengagetkan dan membingungkan adalah pulangnya Si
Kuat Medaran sambil membawa batu besar yang dia gunakan untuk membunuhnya tadi
siang.
Konon batu itu sampai sekarang di sebut batu penyenger (yaitu
batu dari sifat marah campur kesal dai penghulu alim Melihat kejadian
ini, lagi- lagi Penghulu Alim semakin berniat
untuk membunuh anaknya. kemarin dia gagal membunuhnya dengan
menimpakan batu besar, kali ini penghulu alim berencana untuk
mengajaknya menebang pohon dihutan. Tapi Kali ini Penghulu Alim
meminta izin kepada istrinya,,, untuk mengajak si kuat medaran untuk menebang
pohon di hutan. Tanpa berpikir dan merasa mau dibunuh si kuat medaran pun
menuruti ajakan ayahnya, begitu juga ibunya pun mengizinkannya.Akhirnya
keesokan harinya, ketika matahari mulai menyongsong sang ibu menyiapkan bekal
seadanya dan peralatan untuk suami dan anaknya Si Kuat Medaran.
Si Kuat Medaran dan ayahnya Penghulu Alim pun
berangkat kehutan. hutan yang dipilihnya adalah hutan yang punya pohon-pohon
yang besar. Setelah menemukan sasaran yang tepat dan pohon yang besar dan
tinggi, penghulu alim pun langsung memulai untuk menebang pohon ini, sementara
Si Kuat Medaran disuruh untuk istirahat dulu. Beberapa waktu kemudian penghulu
alim sudah kelelahan, dia pun menyuruh anaknya si kuat medaran untuk
melajutkannya. Setelah selang beberapa waktu pohon pun sudah punya tanda-tanda
mau tumbang, dengan cepat penghulu alim menggantikan Si Kuat Medaran kemudian
menyuruhnya untuk duduk ketempat dimana arah pohon itu akan tumbang. Tanpa
berkomentar Si Kuat Medaran pun menuruti saja kemauan ayahnya. Ketika Si Kuat
Medaran duduk ditempat yang disuruhnya sang Penghulu Alim melanjutkan untuk
menebang pohon itu yang sudah mau tumbang. Dengan cepat tumbanglah
pohon itu tepat dimana si kuat medaran duduk. Karna besarnya pohon ini Si Kuat
Medaran pun belum sempat untuk menghindar dan tertimpa oleh pohon ini hingga
tidak berkutik. Lagi-lagi penghulu alim pulang dengan perasaan senang karna
usahanya untuk membunuh si kuat medaran pun berhasil.
Sesampai dirumah sang ibu
pun bertanya kepada suaminya,,,Kakanda suamiku,,, kemana anakmu Si Kuat
Medaran. Kenapa dia tak pulang bersamamu…???Penghulu alim ; “anakmu masih asyik
bermain-main dihutan tadi, sudah aku ajak pulang tapi tidak mau….!!Seperti
hari-hari sebelumnya sang Penghulu Alim pun masuk kedalam kamar rumahnya.
Sementara ibunya si kuat medaran mencemaskan anaknya. Malam sudah
tiba, tapi si kuat medaran tak juga ada yang pulang. Ibunya sedih campur
gelisah menanti kepulangan anaknya diteras rumah. Dengan cara sebelumnya,
ketika dipertengahan malam, si kuat medaran pun pulang dengan membawa pohon
besar beserta ranting-rantingnya kerumahnya. “Ibu,,,, ibu,,, ayah…
dimanakah aku menaruh pohon ini???” ,,,kata Si Kuat Medaran“Taruhkan saja
disana anakku…” jawab sang ibu dengan senang karena anaknya telah kembali, namun
dia kaget dan bingung dengan tingkah anaknya yang bisa membawa batu besar dan
pohon yang besar. Sementara sang penghulu alim semakin menbenci kelakuan Si
Kuat Medaran. Namun si kuat medaran masih menuruti kemauannya.
Setelah kejadian itu sang Penghulu Alim semakin
membenci anaknya si kuat medaran, namun Si Kuat Medaran tetap menuruti kemauan
ayahnya. Sang penghulu alim bingung dengan cara apa untuk melenyapkan anaknya
itu. Sehingga kali ini dia berpikir untuk mengusirnya tanpa sepengetahuan
ibunya. Si kuat medaran pun menuruti kemauan ayahnya sehingga dia pun pergi
kearah barat di wilayah Poret yaitu salah satu dusun
kecil didaerah pesisir pantai. Setelah beberapa lama tinggal ditempat itu,
dengan kelakuannya yang kalau makan tak pernah kenyang membuat masyarakat di
didusun Poret ini enggan untuk mengasihnya makan. Pada suatu waktu si kuat
medaran merasa lapar sekali, dan meminta makanan pada penduduk. Sehingga salah
satu warga yang memiliki sebuah lumbung padi yang mau mengasihnya makan tapi
dengan memberi satu syarat. Orang ini akan memberi makan apabila Si Kuat
Medaran mampu mengangkat lumbung padi miliknya dan jika bisa mengangkatnya, dia
boleh membawa pulang lumbung padi itu. tanpa banyak komentar si kuat medaran
menuruti syarat itu. Dengan kesaktian yang dimilikinya dia mengangkat lumbung
itu, dan bergegas pulang. Sementara orang itu tercengang kaget melihat kejadian
itu, dia merasa menyesal telah meremehkan Si Kuat Medaran.Sambil membawa
lumbung padi beserta isinya, Si Kuat Medaran pulang kerumahnya. Ibunya sudah
lama menunggu kepulangannya. Sesampai dirumahnya, Sang Penghulu Alim dan sang
ibu kaget dengan anaknya itu. Kali ini sebuah lumbung yang dibawa pulang. Sang
penghulu alim melihat kepulangan Si Kuat Medaran, semakin membencinya dan
semakin kesal terhadapnya. Dengan segala usaha untuk melenyapkan si kuat
medaran namun selalu gagal.
Kini Si Kuat Medaran sudah tumbuh dewasa, namun
ayahnya tetap membencinya. Tak ada rasa kasih saying yang diberikan ayahnya
untuknya. Ayahnya berharap tidak mau melihatnya. dengan itulah Si Kuat Medaran
merasa harus pergi jauh dari hadapan ayah untuk selamanya. Dia pun berbicara
kepada ibunya dan menjelaskan tentang ayahnya yang selama ini membencinya dan
tak pernah mengangganya sebagai anaknya. Si kuat medaran meminta izin dan restu
ibunya untuk pergi jauh mengembara untuk selamanya. Walupun berat hati walau
ibu maupun si kuat medaran namun tidak pilihan lain baginya kecuali pergi. Sang
ibu dengan berat hati mengizinkan anakmya itu.
Keesokan harinya sang ibu menyiapkan perbekalan
untuk anaknya Si Kuat Medaran dengan seadanya. Sang ibu menyiapkan tujuh buah
ketupat, satu pisau kecil dan moto siu (adonan dari beras merah yang dicampur
parutan kelapa).ibunya menyediakan pisau untuk membelah ketupatnya. Setelah
perbekaln sudan siap si kuat medaran pun berpamitan kepada ibunya dan juga
ayahnya penghulu alim. Dengan menangis sang ibu memeluk anaknya erat-erat karna
ini adalah pelukan terakhir untuk anaknya itu, sedangkan sang penghulu tetap
biasa saja, ,malah dia senang sekali atas kepergian Si Kuat Medaran.
Seusai berpelukan Si Kuat Medaran pun berangkat
dan pergi mengembara kearah timur.Selama dalam pengembaraannya dia bertemu
dengan dua seorang pemuda yaitu Seger Penyalin dan Kambing Moter. Dengan kedua
sahabatnya itu dia jalani hari-harinya dan melawan jin-jin maupun seorang
raksasa yang menggangunya sampai mereka bertemu dengan tiga orang gadis. Salah
satu gadis itu berpakaian kotor karena dilumuri lumpur. Merka sangat
menginginkan seorang untuk menemaninya selama dalam pengembaraannya. Mereka pun
melakukan undian siapa yang menang dia yang dapat yang paling cantik. Namun Si
Kuat Medaran selau kalah dan dengan terpaksa dia mendapatkan gadis yang kotor
itu. Namun Si Kuat Medaran sangat terpesona akan kecantikan gadis itu setelah
gadis itu membersihkan dirinya. Dia terlihat berbeda dari sebelumnya.
Tidak hanya Si Kuat Medaran yang terpana
melihatnya, seger penyalin dan kambing moter pun melihatnya tanpa berkedip dan
merasa iri terhadap si kuat medaran. Malah mereka ingin mengulangi undian
itu.Selama dalam pengembaraannya Si Kuat Medaran dan teman-temannya itu,
memberikan nama setiap tempat yang di lewati diantaranya dusun Tambuk dan
Gunung Junjung. Dan konon ceritanya Si Kuat Medaran Ini adalah nenek moyang
dari raja pejanggik di Lombok timur.
7 komentar
Write komentarArtikelnya sangat membantu bos..... kontennya benar-benar sangat membantu skripsi saya
ReplyKalau boleh saya perlu artikel yang menjurus ke ragam cerita rakyat yang lebih terinci lagi ..................
ReplyAgen Slot
ReplyPanduan Judi Onlie
LK21
Agen Slot
ReplyPanduan Judi Onlie
LK21
Agen Slot Online
ReplyAgen Slot Terpercaya
Kaya Nonton
Haha,lucu. Alangkah baiknya menulis sejarah itu dengan buktinya, bukan hanya dengan serangkain kata.
ReplyPrediksi Togel Sgp Mbah Bonar 3 Februari 2020 <a href="https://indextogel.org/prediksi-togel/prediksi-togel-sgp-mbah-bonar-3-februari-2020/ > Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu hari ini </a> Gabung sekarang dan Dapatkan Potongan Setiap Hari !!!
ReplyEmoticonEmoticon