Kampung Halaman, Sebaik-baik Tempat Kembali : Cerita Anak Kampung Lombok

RAGAM LOMBOK - Kampung Halaman, sebuah desa kecil ditemani embun dan semilir angin pagi menyapa setiap warga desa. Musim penghujan telah tiba gelaran petani sibuk menyiapkan tanaman padi (ampar) Lombok. Pagi-pagi sekali sehabis sarapan para petani berduyun-duyun pergi menjenguk sawahnya yang sudah di bajak kemarin guna menanam tanaman-tanaman padi yang masih kecil.

RAGAM LOMBOK

Aku lahir di sebuah desa kecil di kabupaten Lombok Timur, seperti anak-anak lainnya yang terlahir di desa, kami bermain dngan sangat bahagia, jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan. Saat kami tidak bersekolah pada hari minggu maka kami akan sibuk di sawah membantu orang tua menyiapkan bibit, lahan dan lain-lain.

Pada umumnya masyarakat desa, keseharian kami selalu diwarnai pagi dengan bekerja di persawahan dan pulang sore untuk beristirahat, sangat berbeda jauh dengan di perkotaan yang selalu sibuk sendiri dengan aktifitasnya. Hidup di desa ternyata sangat indah, kesehatan sangat terjamin, udara bersih, mata air yang masih murni dan persediaan bahan makanan yang masih alami.

Sekitar pulang sekolah kami biasanya pergi bermain di sungai, ada yang mandi, ada yang membangun irigasi kecil (reban) yang sengaja di kumpulkan airnya lalu akan di buka saat akan dialiri ke sawah teman-teman, meskipun masih dalam skala kecil tapi cukup membuat pelajaran untuk kami ketika dewasa nantinya. 

Lombok merupakan penghasil bahan pertanian yang masih menyuplai kebutuhan nasional. Saat panen raya di sembalun maka akan berjejerlah truk-truk pengangkut bahan pertanian untuk dibawa keluar daerah, desa di lombok sangat subur, salah satunya desa sembalun yang masih berada di kaki gunung rinjani.

RAGAM LOMBOK
Alam Desa

Adapaun sistem pertanian di Lombok yaitu memakai sistem subak, atau diketuai oleh (pekasih). Pekasih ini fungsinya adalah orang atau  tempat kita meminta air pertanian, pekasih biasanya juga dipilih oleh para petani yang sekiranya mampu berbuat adil, merata secara irigasi dan pengairan-pengairan lainnya.

Kita harus bangga lahir di desa, desa mengajarkan kita lebih giat bekerja, lebih mengutamakan kekeluargaan, toleransi, kerjasama dan itulah salah satu yang membedakan desa dengan kota-kota yang ada di Nusantara tercinta. desa adalah seorang guru, desa adalah panutan, dan desa adalah pengajaran yang masih murni.

Kehidupan masyarakat pedesaan perlahan mulai mengalami transisi, seiring zaman desa-desa klasik sudah mulai bergeser menuju siklus kota-kota kecil dan mulai meninggalkan jejak asli kehidupan desa, yang biasanya anak-anak diceritakan dongeng sebelum tidur. 

Itulah cerita kampung halamanku dulu, cerita ini akan terus diceritakan dari generasi ke generasi berikutnya, walaupun cepat atau lambat akan hilang ditelan zaman.


Previous
Next Post »

3 komentar

Write komentar