RAGAM LOMBOK - Lombok, Salah satu prosesi kebiasaan masyarakat Lombok adalah selalu mengadakan "Gawe Bleq" Pesta Besar, Bahasa Indonesia red. Gawe Bleq Suku Sasak Lombok diadakan untuk menyambut upacara perkawinan maupun kematian keluarga atau sanak kerabat.
|
Suasana Persiapan sebelum Gawe Bleq |
Dapat dibayangkan bahwa "Gawe Bleq" atau pesta besar ini pastinya akan menghadirkan masyarakat yang jumlahnya besar, baik itu dari yang menyiapkan pesta maupun para tamu undangan yang bakal memadati area pesta.
Dalam kegiatan "Gawe Bleq" ini, pertama-tama pemilik acara menyiapkan hal-hal yang akan disiapkan mulai dari daging, nangka, cabai, ares (batang pisang) terasi, rempah, kelapa dan sebagainya. Biasanya daging yang disiapkan berupa daging sapi, kalau yang berhajat keluarga kaya dan memiliki relasi yang banyak, biasanya pejabat ataupun PNS akan menyembelih biasanya sampai dua ekor sapi.
|
Gotong Royong Memasak Daging, Sayur Nangka dan Ares |
Pada saat dirasa sudah lengkap, maka berkumpullah para tetangga maupun keluarga besar untuk menyiapka segala bahan-bahan masakan yang akan dipersiapkan untuk menjamu para tamu undangan. Ada yang tugasnya mengupas kelapa, bawang merah dan putih, memeras santan, mengupas ares (batang pisang), mengupas nangka dan tentunya membersihkan sapi yang sudah di potong.
|
Suasana Gawe Bleq Mengupas Kelapa |
Biasanya waktu malam mulai setelah shalat isya, masing-masing mengerjakan tugasnya. Ada istilahnya inaq-inaq (penanah nasi), tugasnya adalah menanak nasi sampai 2-3 kuintal. Pekerjaan ini sudah biasa dikerjakan sendiri hingga shubuh dan dapat menghasilkan sampai 6-7 bakul besar nasi. Sambil menanak nasi ada juga "Tukang" (orang yang memasak daging, sayur nangka, sayur ares) dan lain-lain, berdampingan dengan penanak nasi dan pekerjaan ini terus dilakukan sampai semua persiapan pesta selesai sebelum tamu berdatangan hadir memenuhi undangan.
|
Gotong Royong Menanak Nasi |
Kegiatan masyarakat ini dapat ditemukan di hampir semua masyarakat sasak asli, yang ada dari ujung barat kota Mataram (Ampenan) sampai Labuhan Lombok (Lombok Timur), tradisi sudah menjadi tradisi turun temurun yang diwariskan sudah sejak zaman nenek monyang masyarakat sasak.
EmoticonEmoticon